Setelah Jembatan Kutai Kartanegara di Tenggarong runtuh atau ambruk, ada sebagian orang yang mengaitkannya dengan fenomena mistis dan mitologi.
Ada yang mencari tanggapan paranormal, yang terkenalnya Ki Joko Bodo. Jurnal Segihan memuat artikelnya di link: http://segihansebulu.wordpress.com/2011/11/28/pernyataan-ki-joko-bodo-tentang-penyebab-jembatan-tenggarong-runtuh-diprotes/.
Sebagian
yang lain percaya dengan mitos tanggal 26 sebagai tanggal spesialis
bencana besar karena jembatan Tenggarong pun runtuh pada tanggal 26
November 2011. Hal ini ramai diperbincangkan di forum diskusi Kaskus dan
bertebaran di jejaring sosial Facebook. Video detik-detik runtuhnya
jembatan di Youtube juga tak luput dari komentar yang mendukung
pembenaran atas mitos tanggal 26. Jurnal Segihan telah menguraikannya di link: http://segihansebulu.wordpress.com/2011/11/28/misteri-tanggal-26-sebagai-tanggal-spesialis-bencana-besar/.
Ada pula
pihak tertentu yang menyebarkan isu misteri penampakan awan berbentuk
naga di atas Jembatan Kutai Kartanegara yang runtuh. Semula saya
enggan membahas tentang penampakan naga di jembatan runtuh karena
ketika ditanyakan kepada beberapa warga Kutai Kartanegara, tidak ada
yang menghubungkannya dengan aksi naga atau ular lembu
sebagaimana yang diisukan terjadi kisah penampakan ular lembu pada
musibah longsor di Desa Sebulu Ilir, Kecamatan Sebulu, akhir Agustus
2011.
Namun sepekan setelah tragedi jembatan ambruk, saya mengamati pada statistik blog, pengunjung yang menemukan blog SegihanSebulu.Wordpress.Com beberapa di antaranya mendaftarkan istilah di mesin pencari (seperti Google) dengan kata kunci pencarian:
- penampakan jembatan tenggarong
- penampakan naga di jembatan tenggarong
- foto penampakan ular naga di sungai tenggarong
- gambar penampakan naga pada saat jembatan mahakam 2 runtuh
- penampakan lembu di tenggarong
- misteri jembatan kutai kartanegara runtuh akibat naga
- kejadian mistik jembatan kukar
dan
kata-kata sejenis lainnya. Hal ini mengindikasikan adanya rasa penasaran
dari sebagian orang terhadap fenomena mistis pada peristiwa ambruknya
Jembatan Tenggarong, terutama dikaitkan dengan eksistensi naga sebagai
hewan mitos penunggu Sungai Mahakam.
Kemudian
saya mencoba menelusuri kata kunci tersebut di Google dan menemukan blog
yang mendominasi dalam membahas penampakan naga di atas Jembatan
Tenggarong adalah Storyza pada WordPress.Com.
Pada 27 November 2011 Storyza menulis:
“Fenomena
aneh atau hanya kebetulan saja terjadi di atas jembatan Kutai
Kartanegara yang runtuh. Fenomena tersebut adalah penampakan awan yang
berbentuk Naga. Fenomena ini memang belum terlalu pasti informasinya,
namun foto awan yang menyerupai Naga, yang oleh sebagian besar rakyat
Kutai dipercaya sebagai Penjaga Sungai Mahakam sempat membuat heboh dan
banyak yang penasaran mengenai foto ini.”
Storyza juga menyertakan sebuah foto seperti di bawah ini:
Storyza
memang tidak memastikan kebenaran adanya penampakan awan berbentuk
naga, namun juga tidak menerangkan sumber dan validitas dari foto
tersebut.
Storyza hanya memberikan tanggapan standar sebagai berikut:
“Secara
ilmiah awan bisa saja berbentuk apa pun, karena awan tidak tetap,
bergerak, dan suatu saat bisa berbentuk menjadi bentuk yang dikenali
secara umum. Tidak ada yang tahu rahasia Tuhan melainkan Tuhan itu
sendiri. Yang bisa dilakukan adalah mengambil hikmahnya….”
Nah, sekarang mari kita buktikan kebenaran foto tersebut. Caranya ada 2 metode, yaitu pertama, dengan penelitian berdasarkan analisis digital; dan kedua, dengan penelitian berdasarkan fakta di lapangan.
Untuk metode pertama, haruslah dilakukan oleh pakarnya seperti Blogger Enigma. Akan tetapi sampai saat ini, Enigma belum membahasnya.
Saya memang
bukan seorang ahli identifikasi forensik seperti yang dimiliki instansi
kepolisian atau pakar telematika sekelas Ruby Z. Alamsyah dan Roy
Suryo. Tetapi untuk menguji orisinalitas sebuah foto, bisa dilakukan
dengan cara yang sederhana, tidak terlalu rumit.
Foto tersebut diunggah (upload)
pertama kali oleh Blog Storyza.Wordpress.Com. Tetapi tidak ada klaim
dari si pembuat blog bahwa ia adalah pelaku pemotretan. Ia juga tidak
menyebutkan dari mana sumber fotonya.
Saya membuka view image info-nya pada tab general dan menemukan data sebagai berikut:
Foto
dimodifikasi atau tepatnya diunggah pada Minggu sore, 27 November 2011
pukul 3 lewat 51 menit. Ukuran file sangat kecil, hanya 13,52 Kilobyte
(KB).
Di bawah ini view image info-nya pada tab media:
Foto
berdimensi 333 X 333 pixel, artinya berbentuk bujur sangkar. Dimensi
bujur sangkar pada sebuah foto digital yang asli terjadi jika kamera
mempunyai fitur square filter. Fitur ini umumnya tidak dimiliki oleh kamera pada ponsel.
Kemungkinan yang terjadi pada foto:
Kemungkinan ke-1: Foto dijepret memakai kamera nonponsel dengan mengaktifkan fitur square filter.
Kemungkinan ini bisa terjadi, namun kualitas foto dengan kamera digital seperti ini seharusnya sangat bagus dengan ukuran file dan dimensi fixel
yang besar. Sedangkan foto yang kita lihat tidak cukup berkualitas
untuk disebut sebagai hasil jepretan kamera canggih. Kesimpulannya,
kemungkinan yang pertama ini gugur.
Kemungkinan ke-2: Foto dijepret memakai ponsel berkamera lalu dipotong (crop) berbentuk bujur sangkar dengan software pengolah foto.
Inilah
kemungkinan terbesar yang realistis terjadi. Dengan kualitas dan ukuran
serta dimensi foto yang di bawah standar, maka cukup rasional jika foto
telah dimasukkan ke aplikasi program rekayasa foto seperti Adobe Photoshop. Lalu, jika sudah masuk ke Photoshop misalnya, apapun bisa dilakukan sesuai kehendak sang editor, termasuk merekayasa awan.
Jadi, kesimpulannya, file digital foto “awan naga Kukar” tidak orisinal alias tidak asli!
Untuk metode
kedua, caranya cukup mudah. Kita bisa membandingkan dengan foto-foto
lain saat runtuhnya Jembatan Tenggarong yang banyak tersebar di dunia
maya.
Saya mengambil foto dari video “detik detik runtuhnya jembatan tenggarong” unggahan seseorang bernama Kenda Kieru di Youtube.
Pada
foto di atas awan tersusun menggumpal tanpa mencirikan karakter unik
tertentu. Ini berbeda jauh dengan foto yang diklaim sebagai penampakan
awan naga.
Yang lebih meyakinkan terungkapnya perbedaan adalah foto kedua.
Perhatikanlah
bentuk pagar pembatas di atas tembok tepi sungai. Pada foto “penampakan
awan naga”, pagar tersusun atas deretan persegi empat yang disertai
palang diagonal. Sedangkan pada foto asli, pagar terdiri atas deretan
tiga batang besi yang tersusun memanjang atau horizontal.
Hal ini menunjukkan foto “penampakan awan naga” bukanlah foto di sekitar Jembatan Kukar, melainkan foto di lokasi lain.
Foto “awan
naga” ini mengambil lokasi di Tepian Sungai Mahakam di Samarinda
(ibukota Kalimantan Timur), tepatnya area Jl. Gajah Mada.
Di bawah ini adalah foto lain dari Tepian Mahakam Samarinda dengan ciri dan karakter pagar yang sama. Saya memotretnya sendiri.
Dengan
metode penelitian cara kedua saja, tanpa cara pertama, sudah cukup
untuk membuktikan kebohongan foto “penampakan awan naga di Jembatan
Kukar runtuh”.
Jadi, kita bisa mensinyalir, manipulasi (hoax)
foto “penampakan awan naga di Jembatan Kukar runtuh” sengaja disebarkan
oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dalam upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa. Dalam memandang hakikat sebuah peristiwa, selalu saja
ada yang ingin menyusupinya dengan muatan mistis dan takhayul, jauh dari
pendidikan ilmiah.
Jika semua
masyarakat termasuk instansi penegak hukum menaruh kepercayaan terhadap
fenomena mistis, maka bisa saja pihak tertentu yang semestinya
bertanggung jawab dalam runtuhnya jembatan akan terbebas dari jerat
hukum karena semua beralasan, musibah ini karena ulah naga, atau musibah
ini karena misteri kutukan bencana tanggal 26. (Yournalia Shagieta)
1 komentar:
Prediksi Togel Sgp Mbah Bonar 12 Desember 2019 <a href="https://indextogel.org/prediksi-togel/prediksi-togel-sgp-mbah-bonar-12-desember-2019/ > Ayo Pasang Angka Keberuntunganmu hari ini </a> Gabung sekarang dan Dapatkan Potongan Setiap Hari !!!
Posting Komentar